Halo teman-teman, Owpike akan berbagi rangkuman materi seperti biasanya. Kali ini kami akan merangkum materi dalam buku paket IPS Kelas 10 Kurikulum Merdeka (Ilmu Pengetahuan Sosial). Pada kesempatan yang lalu ringkasan Tema 1. Sejarah: Manusia Ruang dan Waktu telah kami publish, kamu dapat mengaksesnya pada link berikut
Rangkuman Tema 1 IPS Kelas 10..
Nah, sekarang kami akan berbagi materi kedua yakni Tema 2.
Sosiologi: Individu dan Masyarakat. Rangkuman materi ini kami sesuaikan dengan
buku siswa Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas 10, Buku Kurikulum Merdeka, ya,
teman-teman. Berikut ringkasannya:
Sejarah
Sosiologi
Dalam sejarahnya, Sosiologi muncul
setelah timbulnya berbagai masalah yang terjadi di masyarakat di eropa pada
umumnya. Masalah ini muncul seiring dengan Perubahan Sosial akibat revolusi
Perancis dan Revolusi Industri. Berbahagai masalah yang timbul ini, menarik
perhatian para filsuf dan ilmuan sosial
Melalui berbagai riset penelitian
yang dilakukan oleh para filsuf dan ilmuwan sosial seperti Auguste Comte, Karl
Marx, Emile Durkheim, Max Weber, G.H. Mead, Talcott Parson, dll. lahirlah
Sosiologi.
- Menurut Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi:
Sosiologi adalah ilmu kemasyarakatan yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial termasuk perubahan sosial.
- Menurut Roucek dan Warren:
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompok.
- Menurut Paul B. Horton dan Chester L. Hunt:
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari masyarakat
Ada 4 sifat sosiologi, sebagai ilmu
yang berusaha menjelaskan berbagai fenomena sosial:
- Empiris.
- Teoritis
- Kumulatif
- Non Etis
Metodologi
Penelitian Sosial
Terdapat setidaknya 3 metode penelitian sosial, yakni
- Metodologi Kuantitatif (Penelitian survey dengan menbagikan angket dan kuisioner)
- Metode Kualitatif (Penelitian historis, fenomenologi, studi kasus, dll. Mengumpulkan data biasanya dengan pengamatan dan wawancara.)
- Metode Campuran (Gabungan antara metode kualitatif dan kuantitatif)
Sosiologi Ilmu yang Berparadigma
Ganda
Dalam bukunya, Sosiology: A Multiple Paradigm Science, George Ritzer menjelaskan
bahwa sosiologi sebagai ilmu pengetahuan memiliki berbagai paradigma (kerangka
atau cara berpikir) yang melahirkan banyak perspektif serta teori untuk
menganalisis berbagai kajian sosiologi. Secara garis besar Ritzer membagi tiga
paradigma tersebut. Berikut merupakan paradigma dalam sosiologi menurut Ritzer:
- Paradigma Fakta Sosial. Dalam paradigma ini, fokus kajian sosiologi sendiri ialah fakta sosial, baik dalam bentuk bendawi atau material maupun tidak berbenda non-material seperti ide ataupun gagasan
- Paradigma Definisi sosial. Menurut Max Weber, Paradigma definisi sosial, berusaha memahami mengapa suatu individu melakukan tindakan sosial dan makna dari tindakan tersebut.
- Paradigma Perilaku sosial. Cara individu beradaptasi dalam proses interaksi sehingga memengaruhi perilaku sosial menjadi penekanan pada paradigma ini.
Tindakan
Sosial, Interaksi Sosial dan Identitas
Tindakan sosial adalah tindakan yang
bermakna ketika suatu individu berhubungan dengan individu lain di mana hasil dari tindakan itu memengaruhi perilaku orang
lain. Berdasarkan konteks motif, ada
4 tipe tindakan sosial.
- Tindakan Rasionalitas Instrumental, tindakan yang dilakukan untuk mencapai tujuan praktis yang didasarkan pada kesesuaian antara tujuan serta ketersediaan alat yang digunakan untuk mencapainya
- Tindakan Rasional Nilai, tindakan ini tetap dipahami sebagai tindakan rasional karena dilakukan dengan kesadaran.
- Tindakan Afektif, tindakan ini digerakkan oleh perasaan atau emosi dalam merespon tindakan sosial lainnya tanpa refleksi secara sadar
- Tindakan Tradisional, tindakan tertentu disebabkan oleh kebiasaan yang diwariskan dari generasi pendahulunya.
Interaksi sosial adalah tindakan
sosial yang memiliki sifat timbal balik (mutualistik) antara dua belah pihak
atau lebih. Bagaimana interaksi sosial terjadi? Setidaknnya ada 4 faktor yang
membentuk interaksi sosial, yakni Imitasi, Sugesti, Identifikasi, dan Simpati.
Kemudian, ada dua bentuk Interaksi
Sosial, yakni
- Asosiatif, terdiri atas kerja sama, akomodasi, dan asilimilasi
- Interaksi Sosial Disosiatif, terdiri atas kontravensi, konflik, dan kompetisi.
Lembaga
Sosial
Pengertian atau definisi dari lembaga sosial cukup beragam dari para ahli sosial.
Menurut Hortom dam Hunt, lembaga sosial merupakan sistem norma untuk mencapai tujuan atau kegiatan yang menurut masyarakat itu penting.
Menurut Koentjaraningrat lembaga sosial
adalah suatu sistem tata kelakuan dan hubungan yang berpusat kepada aktivitas-aktivitas untuk memenuhi
kebutuhan yang kompleks dalam kehidupan masyarakat.
Lembaga sosial berkembang berawal
dari norma yang telah terbentuk dalam masyarakat. Secara sosiologis, ada 4
norma dalam hal ini:
- Cara
- Kebiasaan
- Tata Kelakuan
- Adat istiadat
Jenis-jenis dari lembaga sosial yang
terdapat di dalam kehidupan bermasyarakat seperti lembaga keluarga, lembaga
politik, lembaga agama, lembaga Pendidikan dan lembaga ekonomi. Dari
jenis-jenis lembaga ini, terdapat dua fungsi lembaga yakni:
- Fungsi Laten: fungsi yang tersembunyi yang tidak disadari oleh anggota suatu lembaga sosial, misalnya saja, pendidikan memiliki fungsi lain yaitu mengurangi fungsi pengawasan orang tua, karena anak-anak akan diawasi oleh guru
- Fungsi Manifets: fungsi yang dikehendaki, disadari dan diakui oleh anggota suatu masyarakat.
Itulah, sedikit dari Owpike rangkuman materi IPS kelas 10 Tema 2: Sosiologi, untuk kurikulum merdeka. Sebagai disclaimer, ringkasan materi ini kami susun berdasarkan buku paket IPS kelas 10, Kurikulum Merdeka. Kami meminta maaf jika ketidak lengkapan susunan materi Sosiologi ini. Terima kasih, semoga bermanfaat.