Halo, kawan-kawan, selamat datang di situs kami. Dalam kesempatan ini Owpike akan berbagi rangkuman materi Bahasa Indonesia untuk Kelas 10, semester 1. Materi di bawah ini merupakan materi khusus dalam bab 3 buku paket Cerdas Cergas Bersastra dan Berbahasa Indonesia SMA dan SMK. Untuk mengakses rangkuman materi Bahasa Indonesia dalam bab-bab sebelumnya, teman-teman dapat menggunakan fitur pencarian di sudut halaman ini, ya!
Bab 3. Menyusuri Nilai dalam Cerita Lintas Zaman
Dalam bab 3 ini, materi pokok yang
dipelajari adalah hikayat. Dimulai dari definisi hikayat, perbedaan antara
hikayat dan cerpen, nilai-nilai yang terkandung dalam hikayat, kaidah
kebahasaan hikayat dan cerpen, dan terakhir mengenai resensi.
Definisi hikayat
Apa itu hikayat? Menurut KBBI, hikayat
merupakan karya sastra lama Melayu yang berbentuk prosa yang berisi cerita,
undang-undang, dan silsilah bersifat rekaan, keagamaan, historis, biografis,
atau gabungan sifat-sifat itu. Hikayat dibaca
untuk pelipur lara, pembangkit semangat juang, atau sekadar untuk meramaikan
pesta.
Dalam bahasa arab, hikayat sendiri
turun dari kata haka yang mempunyai
arti: menceritakan, menirukan, mewartakan, menyerupai, berkata, meneruskan, dan
melukiskan.
Perbedaan atau perbandingan hikayat
dengan cerpen
Terdapat beberapa hal, mengenai apa
perbedaan hikayat dengan cerpen, termasuk unsur-unsurnya. Perbedaan tersebut
kami rangkum dalam tabel berikut ini:
Poin |
Hikayat |
Cerpen |
Setting |
Seputar
kerajaan |
Beragam |
Penokohan |
Keluarga
kerajaan |
Bervariatif |
Konflik |
Perselisihan
antarkerajaan |
Konflik
dan penyelesaian beragam |
Alur |
Lebih
kompleks, dan beralur maju |
Bervariatif |
Sudut Pandang |
Orang
ketiga |
Beragam |
Dari tabel ini kami berpendapat
bahwa unsur unsur cerita dalam hikayat lebih berputar pada tema kerajaan,
sedangkan untuk cerpen lebih luwes, beragam,
dan bervariatif jika dilihat dari unsur-unsur pembangun ceritanya. Teman teman
dapat melihat materi perbedaan hikayat dan cerpen secara lengkap pada link di
bawah ini
Perbedaan Hikayat dan Cerpen
Nilai-nilai yang terkandung dalam
hikayat
Nilai apa saja yang terkandung dalam
hikayat? Ada empat nilai yang umumnya terkandung dalam karya sastra termasuk
hikayat, yakni nilai pendidikan (berkaitan dengan semangat belajar seseorang),
religius (berkaitan dengan hubungan manusia terhadap sang Pencipta), moral (nilai-nilai
kebenaran, kejujuran, dan ajaran kebaikan tertentu yang bersifat praktis), dan
nilai sosial (berkaitan erat antara hubungan individu dan individu lainnya
dalam satu kelompok).
Kaidah Bahasa dalam Hikayat
- Kongjungsi urutan waktu, Hikayat menggunakan konjungsi urutan waktu berupa kata[1]kata arkais.
- Majas, ada beberapa majas yang digunakan dalam hikayat seperti: Antonomasia (majas yang menyebut seseorang berdasarkan ciri atau sifatnya yang menonjol), Personifikasi (majas yang menyatakan benda hidup atau benda mati yang bukan manusia sebagai sesuatu yang seolah-olah bersifat layaknya manusia), Simile (majas yang membandingkan suatu hal dengan hal lainnya secara eksplisit menggunakan kata penghubung atau kata pembanding), Hiperbola (gaya bahasa yang mengandung pernyataan dengan cara melebih-lebihkan sesuatu dari yang sebenarnya).
Resensi
Dalam meresensi buku atau teks,
kalian harus memuat setidaknya 4 hal ini:
- Latar belakang, dalam hal ini kalian menyampaikan tujuan penulis menuliskan karya atau buku tersebut.
- Macam atau jenis buku, Dengan menyampaikan jenis buku yang diresensi, akan memudahkan pembaca untuk membandingkan buku tersebut dengan buku sejenis yang sudah ada.
- Keunggulan dan kekurangan buku, sampaikanlah keunggulan buku yang dibaca, mulai dari sampul hingga isi
- Kesimpulan, sampaikanlah kesimpulan akhir kalian terhadap buku yang dibaca. Gunakanlah kata-kata persuasif yang dapat menarik pembaca untuk ikut membaca buku tersebut
Sekian materi bab 3 mengenai hikayat
di atas. Teman-teman dapat mengakses
materi bab lainnya pada tautan-tautan di bawah
Materi Bab 1 Bahasa Indonesia Kelas 10...